Pentingnya Mengendalikan Rasa Iri

merasa iri
PERNAH enggak sih kamu ngerasa iri sama orang lain? Terhadap apa pun itu, bisa benda kualitas diri, atau pencapaian seseorang. Merasa iri karena kamu mampu melakukan itu sebetulnya, tetapi kenapa orang lain yang lebih dulu mencapainya? Kalau udah begitu, kadang kita jadi enggak berselera lagi untuk berproses. Atau bahkan parahnya yang kita jadi mudah kesal sama orang lain. Padahal semua itu terjadi karena pikiran kita sendiri dan karena kita enggak bisa mengendalikan rasa iri. 

Pentingnya Mengendalikan Rasa Iri Hati, Jaga Hati Lebih Tenang

Sebetulnya, rasa iri itu adalah hal yang manusiawi, lo. Iri merupakan salah satu bentuk emosi negatif. Emosi adalah sebuah respons otomatis yang enggak bisa kita kendalikan. Namun, kita akan selalu bisa mengendalikan respons atau reaksi kita dalam mengambil sikap terhadap suatu emosi. Pun, emosi negatif bukan berarti akan berdampak buruk, melainkan bisa memberikan dampak yang positif. Hal ini bisa didapatkan apabila kita bisa memanajemen emosi negatif dengan baik.

Begitu pun dengan rasa iri. Kita manusia dan manusia itu punya hati. Kita manusia dan kita punya emosi. Jadi, wajar rasanya kalau kadang kala kita suka ngerasa iri dengan orang lain. Manusiawi kok, selama kita bisa mengatur rasa iri dengan bijak. Ada dua kemungkinan, iri bisa bikin kita jadi manusia yang berkembang atau malah jadi manusia yang gini-gini aja alias enggak produktif.

Namun, akan selalu ada solusi dan jalan keluar bagi kesusahan yang ada di hidup ini. Balik lagi, solusi itu bergantung pada diri kita sendiri yang mau menemukannya atau enggak? Apa lagi di bulan puasa begini, kita benar-benar harus menjaga hati supaya tetap bersih. Tentunya nggak mau dong puasa jadi sia-sia hanya karena masalah iri? Terus kamu gimana sih cara mengendalikan rasa iri hati?

Mengendalikan rasa iri

Sadari Emosi Iri

Pertama-tama, yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa iri merupakan salah satu bentuk emosi. Emosi akan selalu bereaksi secara otomatis dan hal ini enggak akan bisa kita cegah. Ya, karena akan terjadi dan tumbuh begitu saja saat ada pemicunya. Misal, kita merasa iri karena salah satu teman kita udah punya jenjang karier yang bagus, gaji gede, pendapatan tetap, punya rumah. Sementara, kita masih nyari kerja.

Secara otomatis, kita akan membandingkan diri dengan teman tersebut. Nah, kalau ada di fase ini, kita harus akui kalau kita memang sedang iri hati. Enggak perlu, seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa rasa iri itu manusiawi. Selanjutnya, setelah validasi, coba tepis segala rasa iri dengan fokus terhadap apa yang menjadi tujuan kita saat ini.

Lihat Prosesnya

Kedua, untuk mengendalikan rasa iri hati, adalah menganalisis apa yang menjadi pemicu dari rasa iri tersebut? Kebanyakan dari kita hanya berfokus pada hasil terhadap teman yang kita irikan. Kita seakan-akan menutup mata bahwa untuk bisa mencapai hasil, dia juga melalui berbagai proses yang enggak mudah. Fatalnya, bukan enggak sadar lagi, melainkan suudzon pasti pakai orang dalam hal, inilah, itulah. Pada akhirnya, rasa iri tadi berkembang biak menjadi rasa dengki. 

Satu hal yang harus kita sadari adalah untuk mencapai sesuatu, seseorang pasti akan melalui proses. Begitu juga dengan diri kita sendiri. Saat ini kita sedang berproses untuk menuju hasil. Pelajari proses teman kita, kemudian terapkan dalam perjalanan kita dalam mencapai impian. Kalau kita hanya sibuk berpikiran negatif tentang teman kita, sampai kapanpun kita enggak akan pernah bisa berkembang dan mendapatkan apa yang kita mau. 

Jadi Acuan untuk Berkembang

Salah satu efek dari rasa iri adalah membandingkan diri dengan orang lain. Ya, sebetulnya enggak masalah, selama perasaan tersebut dijadikan acuan untuk Berkembang. Namanya hidup kadang suka sedikit motivasi sebagai percikan awal untuk ledakan besar yang menandai sebuah pencapaian akhirnya tiba. Motivasi itu, ‘kan enggak mesti dari kata-kata mutiara.

Coba deh belajar untuk menjadikan pencapaian orang lain sebagai motivasi untuk kita bisa meraih impian. Belajar untuk berpikir positif, kita juga bisa seperti dia. Semua ini hanya masalah waktu kok. Cuma, kita aja yang mesti sabar dan tetap berjuang. Terlepas dari apa pun proses yang dilalui teman kita, baik cara yang semestinya atau sebaliknya. Itu urusan mereka. Urusan kamu adalah fokus mengembangkan diri dan produktif. 

Sayang, ‘kan, kalau waktu yang kita punya harusnya dijadikan untuk belajar dan upgrade diri, jadi sia-sia karena kita sibuk iri dan berpikiran negatif terhadap pencapaian orang lain?

Kita Punya Kemampuan

Mengendalikan rasa iri hati bisa dengan meyakini dan memahami bahwa setiap orang itu punya kemampuannya masing-masing. Punya porsi suksesnya masing-masing. Punya waktu start dan punya waktu finish-nya sendiri. Memang, akan selalu ada orang lain punya impian yang sama dengan kita. Namun, proses orang, ‘kan beda-beda, enggak bisa disamain.

Pencapaian itu bukan tentang cepat atau lambat, melainkan bagaimana cara kita bisa menghargai setiap detik demi detik proses yang ada. Mungkin tujuan kita untuk sukses dan bisa mencapai impian. Namun, kalau impian dicapai TAnpa adanya proses, kita enggak akan pernah bisa mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga dari berproses. Sebab, hanya dari proses kita bisa berkembang, hanya dari proses kita belajar bangkit saat jatuh, hanya dari proses kita bisa merajut impian yang hampir patah.

jangan iri
DI ERA DIGITAL begini, lebih mudah bagi seseorang untuk mengonsumsi rasa iri. Ya, gimana enggak? Dengan kecanggihan teknologi, gawai mampu mempertemukan kita dengan orang-orang lebih banyak lagi dari berbagai daerah bahkan negara. Dari media sosial, kita jadi mengenal banyak orang yang kita sama sekali belum bertemu. Mengikuti akun medsos si ini dan si itu. Akan lebih berpeluang besar bagi kita untuk merasa iri karena media sosial mudah sekali jadi tempat orang untuk memposting pencapaian. 

Terus apakah enggak boleh? Boleh dong, boleh banget. Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah orang lain yang melihat postingan tersebut. Misal ada satu postingan dari si A yang mengapresiasi dirinya sendiri karena telah menang lomba. Tentu dia akan mendapatkan berbagai reaksi dari pengikutnya di media sosial. Ada yang Memberi pujian atau mungkin diam-diam ada yang menyimpan iri. Nah, artinya kita sebagai pengguna media sosial harus bijak dalam menilai postingan seseorang.

Gunakan media sosial untuk hal yang produktif atau kamu bisa mengikuti akun-akun yang bikin kita berkembang. Isi akun media sosial kita dengan sebuah pencapaian kecil kita. Misal kamu suka nulis, ya, coba ekspresikan tulisanmu ke dalam media sosial. Kalau kamu suka gambar kamu bisa mengunggah hasil kreativitas kamu ke dalam media sosial kamu. Sehingga media sosial jadi sehat dan lebih mudah mengendalikan rasa iri hati.


Referensi:

Kanal YouTube Satu Persen - Penyebab Iri Hati dan Cara Mengatasinya (Mendapatkan Hidup yang Lebih Tenang)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url