Intimidasi Deforestasi terhadap Pemanasan Global

Intimidasi deforestasi terhadap pemanasan global
freepik 
INDONESIA berada di urutan kedelapan di dunia untuk urusan hutan yang paling luas. Disebutkan dari data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahwa Indonesia menempati posisi kedelapan dengan luas hutan mencapai 92 juta ha.

Di Indonesia sendiri posisi pertama untuk hutan terluas ditempat oleh Papua dengan luas 32,36 juta hektar. Posisi kedua ditempati oleh Kalimantan seluas 28,23 juta hektar. Kemudian di posisi ketiga diisi oleh Sumatera dengan luas hutan 14,65 juta hektar. Selanjutnya Sulawesi dengan hutan 8,87 juta hektar. Maluku dan Maluku Utara seluas 4,02 juta hektar. Sementara tanah jawa memiliki luas hutan 3,09 juta hektar. Bali dah Nusa Tenggara memiliki luas hutan 2,7 juta hektar.

Secara faktual (de facto) hutan Indonesia yang masih memiliki tutupan hutan berkisar pada 86,9 jt ha. Terdiri atas hutan primer 45,3 jt ha, hutan sekunder 37,3 jt ha, hutan tanaman 3 jt ha, dan kawasan hutan yang tidakyai tutupan 33,4 jt ha.

Artinya hampir daratan Indonesia dipenuhi dengan hutan. Perlu bagi kita untuk memahami betapa pentingnya menjaga hutan untuk kehidupan manusia. 

Salah satu peran penting hutan dalam lingkungan hidup adalah hutan berfungsi menyerap dan menyimpan emisi karbon dioksida. 

Karbon dioksa yang merebak di udara merupakan masalah besar terhadap masalah iklim global. Ketika karbon dioksida dilepaskan akan terjadi pemanasan global. 

Hutan dapan menyimpan karbon dioksida besar-besaran yang telah diserap dari udara. Kemudian dikonversi menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. Hebatnya, penyimpanan karbon dapat mencapai 200 Miliar ton.  

Jika lahan gambut pada hutan kehilangan pohon di atasnya. Hal tersebut mengakibatkan karbon-karbon kembali ke udara dan akan terjadi perubahan iklim. 

Banyak faktor yang mempengaruhi tanah telah kehilangan pohonnya. Menjadikan hutan dengan tutupan berubah menjadi hutan non tutupan. 

Peristiwa tersebut dinamakan deforestasi.. deforestasi sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan terkait kegiatan manusia, di sisi lain kekurangannya memiliki dampak membahayakan. Salah satunya adalah pemanasan global. 

Deforestasi Mengintimidasi dan Pemanasan Global Menghantui 

Deforestasi
freepik 
Hutan dan iklim tentu memiliki keterkaitan yang amat terikat. Keduanya bekerja sama menjaga bumi dari emisi karbon. Namun, mereka memiliki musuh yaitu deforestasi. 

Tatkala hutan hadir menjadi pahlawan bagi oksigen manusia. Sementara, manusia menodai oksigen mereka dengan melakukan deforestasi sehingga terjadi pemanasan global. 

Dilansir dari situs The Conversation, dengan adanya hutan memberi efek mendinginkan permukaan bumi. Sebab, pohon akan mengakumulasi air dari tanah untuk kemudian dialirkan ke daun. Setelah itu terjadi evaporasi yaitu proses penguapan dari daun tersebut. .Proses evaporasi sendiri mengandalkan sinar matahari dan udara panas. Hal ini menjadikan daerah sekitar menjadi dingin. 

Pendinginan yang terjadi pada permukaan suhu terjadi karena satu pohon hutan tropis yang setara dengan listrik sebesar 70 kilo watt jam. Itu untuk penggunaan air tanah sebanyak 100 liter. Angka tersebut sama seperti menggunakan dua AC di rumah. 

Dan ketika pohon-pohon hutan tropis mengalami deforestasi, maka akan menghentikan.proses evaporasi. Suhu permukaan tanah pun akan memanas. 

Fenomena tersebut nembuat warga Kalimantan menderita. Hal itu berdasarkan penelitian yang melakukan survei ke penduduk di 477 desa. Mereka amat menyadari,, hutan yang mengalami pengurangan dan membuat suhu ydara terasa panas. Ironinya, kejadian ini udah bukan hal yang baru lagi. 

Ketika ditanya oleh The Conversation tentang hutan yang amat penting terhadap kesehatan responden dan keluarganya. Mereka menjawab karena hutan punya fungsi mengendalikan temperatur. 

The Conversation pun mengatakan bahwa deforestasi dapat memanaskan suhu lokal hingga 4,5℃ dan menyebar ke sekitarnya sampai radius 6 km

Nyatanya, laju pemanasan global telah melampaui batas kesepakatan secara global sebesar 1,5 ℃. Sebab, ada jumlah karbon yang terlepas dalam jumlah amat besar. 

Tiap tahun, deforestasi telah melepaskan karbon dioksida yang telah tersimpan jutaan tahun lwmanya dalam hutan ke atmosfer. Angka tersebut hampir mencapai 10% dari total emisi global selama 2009-2016.

Sebab peristiwa tersebut akhirnya dilakukan konferensi iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, awal November 2021. Dihadiri pemimpin negara yang mewakili kawasan hutan 85%. Pada konferensi tersebut mereka berkomitmen untuk mengakhiri dan memulihkan deforestasi pada 2023. 

Indonesia Mengalami Penurunan Deforestasi?

Pemanasan global
freepik 
Di samping isu deforestasi yang mengancam masa depan kehidupan manusia, sebuah data menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan tren deforestasi oleh kebijakan dan program pemerintah. 

Data tersebut dilansir dari situs kemitraan.or.id bahwa kebijakan dan program pemerintah tersebut dianggap menurunkan angka deforestasi, terutama sejak 2016. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan data bahwa setiap tahun laju deforestasi mengalami penurunan. Dimulai dari 820.000 ha (2015-2016) kemudian turun menjadi 490.000 ha (2017-2018). Hal ini juga disetujui oleh Global Forest Watch.. 

Selanjutnya Laode M. Syarif mengatakan menurunnya angka deforestasi berkaitan dengan implementasi kebijakan pengelolaan hutan. Terkhusus pada saat moratorium perizinan di hutan alam dan juga lahan gambut, penegakan hukum sektor kehutanan, penanganan kebakaran hutan dan lahan, tata kelola tenurial dan faktor sosial, ekonomi, dan politik. 

Laode M. Syarif juga mengungkapkan, “Hal-hal tersebut yang kami anggap sangat berpengaruh terhadap deforestasi di Indonesia, menjadi penyebab langsung dan tidak langsung."

Tren penurunannya deforestasi ini pun disetujui juga oleh pakar kehutanan IPB, Prof. Dodik R. Nurrochmat. Beliau merupakan tim dari penelitian studi tersebut. Beliau membenarkan tren penurunan deforestasi dan degradasi hutan. Akan tetapi, laju deforestasi bukan berarti akan berhenti secara zero net. Hal itu dikarenakan masih ada kebutuhan pangan masyarakat yang mesti dipenuhi. 

Sebab, sebuah data mengungkap lahan pertanian saat ini masih berkisar 21% dari total lahan yang ada di Indonesia. Pun, angka persentase tersebut belum mencukupi dalam mewujudkan swasembada pangan untuk memenuhi kebijakan pangan lebih dari 270jt penduduk Indonesia. 


Referensi;

https://www.google.com/amp/s/lindungihutan.com/blog/pengertian-deforestasi-penyebab-dan-dampak/%3famp=1

https://www.kemitraan.or.id/kabar/penurunan-laju-deforestasi-hutan-tropis-pembelajaran-kasus-indonesia-periode-2016-2018

https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/indonesia-masuk-daftar-negara-dengan-hutan-terluas-di-dunia


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url