Cerita: Emang Boleh, Enggak Percaya Diri?

SATU hal yang aku sesali di masa muda adalah rasa percaya diri yang kurang atau bahkan enggak ada sama sekali. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi di masa sekarang, Aku adalah anak sekolah yang sebenarnya punya bakat dan punya kemampuan untuk bisa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. Namun, kondisi hidupku saat itu sedang enggak baik-baik aja, sehingga aku merasa nggak layak untuk punya suatu kebanggaan atau sesuatu yang bisa dibanggakan dari diri aku sendiri.

Memang, terdengarnya Aku adalah orang yang merendahkan diri sendiri. Itu memang sebuah perilaku yang aku sesali dan kadang kala aku masih mengumpat, “Dasar bodoh!”. Akan tetapi, apa yang udah terjadi di masa lalu apa yang bisa kita perbuat untuk memperbaiki masa lalu? Sebab, pada akhirnya masa lalu hanyalah bagian dari sebuah kenangan baik itu pahit ataupun manis.

Ketidakpercayaan diriku di masa lalu merupakan bagian dari kenangan yang menyedihkan untuk diriku sendiri. Namun, satu hal yang disyukuri dari diri aku sendiri saat ini adalah paling enggak aku menyadari kebodohan itu—ketidakpercayaan diri—pernah terjadi pada diriku di masa lalu. Dengan adanya kesadaran itu, Aku belajar, untuk bagaimana agar aku nggak terjebak lagi dalam jurang ketidakpercayaan diri.

Sebenarnya wajar kalau seorang manusia punya rasa nggak percaya diri. Bahkan aku rasa setiap orang justru wajib punya rasa-rasa itu. Akan tetapi, ketika rasa enggak percaya diri itu malah menghambat perkembangan diri kita, itu jadi sesuatu yang buruk. Tugas kita adalah bagaimana kita sebagai manusia bisa mengendalikan rasa enggak percaya diri menjadi punya rasa percaya diri. Adanya rasa kurang percaya diri dalam diri, paling enggak ini membantu kita untuk punya persiapan, punya antisipasi, nggak menyepelekan hal-hal yang akan kita hadapi kedepannya.

Punya rasa percaya diri juga penting tetapi kalau rasa percaya dirinya terlalu tinggi, kita pun akan mudah jatuh. Sebab, pada saat kita meletakkan rasa percaya diri di tempat yang paling tinggi artinya kita punya harapan dan ekspektasi yang sama tingginya. Kita lupa bahwa akan selalu ada risiko dan konsekuensi. Dan saat jatuh rasa percaya diri itu akan berubah menjadi rasa kecewa atau bahkan jadi takut untuk bisa percaya diri lagi.

Pada akhirnya rasa percaya diri itu punya levelnya. Sesuatu yang berlebihan itu enggak baik untuk diri kita sendiri. Sehingga kita perlu menakar dan mengendalikan rasa percaya diri supaya tetap pada porsinya. Kita perlu kok punya rasa nggak percaya diri, tetapi bertujuan untuk mempersiapkan risiko dan konsekuensi. Pun kita perlu punya percaya diri supaya apa yang kita lakukan atau yang kita eksekusikan berjalan dengan baik.

Bisa dibilang masa mudaku habis karena aku merasa enggak berhak punya kebanggaan. Bukan tanpa alasan, melainkan masalah dalam hidup yang terjadi pada masa itu membuatku merasa rendah diri karena aku merasa hidupku enggak sesempurna orang lain. Masalah yang terjadi waktu itu benar-benar menyita pikiran dan perhatianku sampai-sampai aku lupa bahwa aku punya potensi dan aku menyingkirkan potensi itu Karena rasa enggak percaya diri.

Namun, memang aku merasa menyesal tetapi aku ingin membayar penyesalan itu dengan diri aku sekarang. Meskipun kadang kala rasa. Enggak percaya diri itu hadir, entah karena aku merasa malu karena enggak kuliah atau aku merasa minder karena teman-teman aku yang lain punya kehidupan yang lebih baik. Aku selalu mengatakan pada diriku bahwa, setiap orang punya porsi mimpi dan pencapaiannya masing-masing. Begitu.pun juga dengan aku.

Kalau rasa enggak percaya diri itu hadir lagi Aku berusaha untuk enggak minder, aku amat sangat menghindari membanding-bandingkan diri aku dengan orang lain. Sebab, ketika aku memberi celah untuk mengoperasi diri dengan orang lain khawatir aku akan jadi diriku sendiri yang dulu. Padahal karena aku udah susah payah membangun kepercayaan diri selama beberapa tahun ini. Dan, sampai detik ini aku masih bisa mengendalikan rasa percaya diri aku sesuai dengan porsinya.

Dulu, setiap aku nyanyi atau ketika ayah menyalahkan kaset video dan mic, kami sekeluarga selalu bernyanyi bersama. Tiba saatnya aku bernyanyi, para kakakku selalu bilang kalau suara aku fals dan nadanya kemana-mana. Mungkin dulu aku merasa minder dibilang nggak bisa nyanyi. Namun sekarang aku bisa lebih percaya diri karena aku bisa bermain gitar meskipun hanya basic skill dan aku bisa bernyanyi walaupun enggak begitu bagus. 

Satu hal yang aku banggakan dari diri aku adalah betapa aku menerima diri aku yang dulu dan aku mempelajari apa-apa yang terjadi dalam diri aku yang dulu pernah salah. Aku selalu menganut prinsip belajar dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Sebab, Hidup ini adalah tentang belajar untuk bisa memahami kehidupan, untuk bisa mendapatkan makna hidup, semua itu terjadi karena kita mau belajar. Salah satu pelajaran berharga dalam hidup aku adalah mengelola rasa percaya diri.

Kalau aku nggak mulai meningkatkan rasa percaya diri aku, mungkin sampai sekarang aku nggak akan bisa menemukan kalau aku punya bakat dan potensi menulis. Dan dari menulis itu pula Aku merasa hidupku kembali berwarna, Aku punya tujuan hidup kembali, dari menulis rasa percaya diri aku semakin meningkat dan aku lebih mudah mengendalikan rasa percaya diri ketika aku mulai menulis sampai detik ini.

Dari menulis Aku punya cita-cita dan impian. Dan dari menulis Aku yakin bahwa cita-cita dan impianku akan tercapai. Namun, aku masih belajar untuk bagaimana caranya bahwa aku layak kok untuk mencapai impianku. Aku berusaha menanamkan mindset bahwa aku layak untuk sampai di titik pencapaian terhadap apa yang aku inginkan. Enggak kuliah bukan berarti aku nggak bisa meraih impianku. Aku bisa belajar di mana aja. Aku cuma perlu tekun dan ulet. 

Terima kasih untuk diriku sendiri yang udah bertahan sampai saat ini. Terima kasih untuk diriku sendiri yang mau belajar untuk percaya diri. Terima kasih untuk diriku sendiri yang mau terus belajar dan belajar. Pesan untuk diri sendiri bahwa kamu layak untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan dan kamu butuhkan. Akan tetapi, satu hal yang harus kamu pahami dan ingat bahwa kadang-kadang Enggak semua hal yang kamu inginkan itu bisa kamu miliki. Rasa kecewa terhadap keinginan yang enggak sesuai harapan, itu adalah pelajaran berharga bahwa setiap keputusan akan selalu dari resiko dan konsekuensinya. 

Tetap berjuang, ya. Selama kamu masih menyadari bahwa kamu punya potensi, bahwa kamu punya rasa percaya diri, bahwa kamu punya bakat bahwa kamu bisa. Enggak ada orang lain yang bisa menghalangimu, bahkan diri kamu sendiri. Enggak ada mimpi yang mustahil, kadang-kadang yang bikin mimpi itu terasa jauh atau hanya sebuah angan, ya, karena ketidakpercayaan diri sendiri atau karena diri yang merasa enggak layak. Padahal setiap orang adalah pemimpin, dan setiap orang berhak meraih mimpinya. Barangkali mimpi itu ada di ujung sana yang menanti kita untuk menggenggamnya. 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url