Bisa Kembalikan Kepercayaanku?


KETKA KEPERCAYAAN telah dibiarkan begitu saja, bahkan tidak segan-segan dipajang di dekat tempat sampah. Apa kepercayaan serendah itu sampai tidak menganggap sebuah nilai besar di dalamnya? Kurasa, kamu telah berbuat kekeliruan yang besar, sebuah kefatalan yang mengakibatkan kamu tidak lagi dapat dipercaya.


Berulang kali kepercayaan diberi dengan harapan akan sesuai dengan harapan. Namun, berulang kali tidak ada harapan yang sesuai, kepercayaan itu digantung, tidak diurus, sampai-sampai berdebu hingga memudar. Dalam waktu yang lama, akhirnya kepercayaan benar-benar tidak ada lagi gunanya, kepercayaan hanya sebatas kamuflase verbal yang bodohnya selalu mudah untuk kupercaya.


Tentang betapa sedihnya aku ketika harus menyatakan, kamu sudah tidak bisa aku percaya lagi setelah hampir seratus kali dipatahkan. Harapan-harapan yang kecil yang tidak pernah diringkus, diabaikan tanpa memikirkan perasaan yang sudah kuprediksi akan baik-baik saja. Sebuah pikiran yang selalu menanamkan, kamu akan berubah, kamu akan sadar, dan kamu akan mendaur ulang kepercayaan yang telah pupus.


Memang, aku maunya tidak lagi mempercayaimu. Memikirkannya saja, kepalaku hampir ingin meledak. Mengingat kembali pada masa-masa ketika kamu menyayat kepercayaan yang selalu kuberikan. Dari yang berbentuk sempurna, sampai tidak berbentuk lagi. Sementara, kamu tidak pernah tahu, aku meletakkan hatiku di sana bersama harapan yang kini telah penuh luka.


Kamu tahu, mungkin saat ini aku tidak akan lagi menjadi bodoh. Walaupun aku tidak akan pernah bisa menghindarimu, itu tidak akan bisa karena kamu tidak layak untuk dihindari, kita tidak bisa berpisah. Entah paham atau kamu masih belum belajar juga, kepercayaanku sudah tidak bisa diberikan lagi kepadamu. Bukan aku tidak mau, melainkan sudah habis dengan sia-sia. Seluruh kepercayaanku, tidak pernah digunakan dengan baik, sebaliknya kamu biarkan hingga membusuk.


Jika ditanya, sampai kapan akan terus seperti itu? Sementara, kepercayaan tidak akan pernah bisa dibeli, kepercayaan adalah harga paling mahal yang memiliki nilai tinggi. Aku memang tidak bisa mempercayaimu kembali, tetapi aku menanti-nanti masa ketika kamu datang kepadaku membawa bentuk-bentuk kepercayaanku yang dulu pernah kuberikan.


Aku menunggu-nunggu kamu memberikan semua kepercayaanku yang sudah diperbaiki—meski tidak sempurna—lalu mengatakan, “Aku sudah sadar, selama aku menyadarinya aku menangis sambil berusaha memperbaiki semua kepercayaanmu padaku. Ini tidak sempurna, bekas perbaikan ada di mana-mana. Namun, aku menyesal, aku bersalah, aku membutuhkan semua ini. Kumphon, terima semua ini, besok aku akan kembali menerima dengan baik satu per satu kepercayaan itu untukku manfaatkan sebaik mungkin.”


Lagi-lagi aku berharap padamu.


Next Post Previous Post
6 Comments
  • Abah Abahski
    Abah Abahski 17 Juni 2022 pukul 16.22

    Berat meman jika sudah melepaskan kepercayaan yang sudah kita berikan seutuhnya ke orang yang sudah kita percaya T_T

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 18 Juni 2022 pukul 16.33

      Iyaa, kudu kuat hati. :"

  • Sulanti
    Sulanti 17 Juni 2022 pukul 22.15

    terkadang memang ada orang yang menganggap remeh soal kepercayaan yang kita berikan kak

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 18 Juni 2022 pukul 16.34

      Heuheu iyaa, heran deh sama mereka yang begini. :"

  • tasyafiane
    tasyafiane 17 Juni 2022 pukul 23.05

    Trust issues. Itu yang didapatkan siapapun yang meremehkan sebuah kepercayaan. Gelas kaca yang pecah nggak bisa kembali seperti semula.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 18 Juni 2022 pukul 16.34

      Iyuppp, kalaupun diperbaiki enggak akan bisa sempurna lagi.

Add Comment
comment url