Anak Muda Jantungnya Budaya dan Sejarah


Tidak semua masa lalu harus dimusnahkan. Masa lalu memang tidak selamanya mengenang keindahan. Kadang-kadang, ada luka yang menyisakan bekas patah. Namun, ada sebuah kepatahan besar yang tidak akan bisa dilupakan bagi generasi penerus. Ia adalah sejarah dan budaya. 

Suatu bangsa yang besar dapat diruntuhkan hanya karena generasinya lupa akan sejarah. Satu pernyataan yang harusnya menjadi pegangan bagi para generasi muda. Setidaknya, sebagai anak muda yang lahir di tanah air nusantara, memegang rasa nasionalisme di jiwa-jiwanya. 


Pahlawan muda seperti Radin Inten II di usia 16 tahun sudah harus menggantikan sang ayah Radin Imba yang tewas mempertahankan Lampung untuk melawan Belanda. Dengan segala perjuangan dan semangatnya mempertahankan wilayahnya, walau akhirnya harus wafat pada usia 22 tahun. 


Pun, sama seperti Martha Christina Tiahahu dalam perang di Maluku yang berani angkat senjata melawan penjajah demi mempertahankan wilayahnya. Meski pada akhirnya beliau wafat di usianya yang ke-17 tahun. 

Dari dua pejuang muda itu, mereka menjadi pahlawan nasional yang tercatat dalam sejarah. Tidak hanya jasanya yang terkenang. Semangat bahkan rasa nasionalisme yang tinggi patut menjadi contoh bagi generasi-generasi muda masa kini. Agar kita semua dapat menjadi bangsa yang lebih kuat. 

Sejarah telah menjadi bukti kemerdekaan Indonesia. Tentang bagaimana mereka di kala itu mempertahankan kemerdekaan demi harga diri yang tidak boleh diinjak. Sebab Indonesia adalah negara kesatuan yang utuh dan memiliki harga diri tinggi karena setiap bangsa punya hak akan kepemilikannya.

Ketika sejarah menjadi titik perjuangan dan fondasi kokoh berdirinya nasionalisme di Indonesia. Di kala peradaban berganti, secara tidak sadar, mulai menyusup sesuatu yang asing. Datang dengan pesona yang merebak, sampai-sampai hampir penduduk Nusantara tersihir. 

Memang tidak ada salahnya menyukai budaya asing. Bagaimanapun selera seseorang menjadi hak masing-masing. Namun, rasa nasionalisme juga menjadi hak diri kita bagi Indonesia. Kita perlu memberi ruang yang luas untuk mendamba dan melestarikan budaya Indonesia. Paling tidak, anak muda harus mengenal sejarah atau budaya kotanya sendiri. 

Saat ini, memang banyak sekali anak muda berprestasi dalam segala bidang hingga mengharumkan nama Indonesia. Meski, sebagian dari kita masih sibuk mengidolakan orang asing, sementara budaya sendiri hampir terasing. 

Sebagai generasi yang hidup di peradaban digital, rasa nasionalisme akan sejara dan budaya Indonesia mestinya mudah untuk ditingkatkan. Dengan membaca kembali sejarah lampau, dengan tetap lestari akan budaya-budaya Indonesia yang banyak dan indah.

Kita tidak hanya menjaga melainkan menanamkan rasa nasionalisme terhadap Indonesia. Bagaimanapun, kita adalah jantung bagi kokohnya Indonesia. Seperti jantung yang menjadi pusat nyawa manusia. Begitu juga kaitannya generasi muda dengan Indonesia. 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url