Mengakui Kesalahan tanpa Menyalahkan Diri Sendiri

AKU selama ini selalu menuduh diri sendiri apabila ada permasalahan. Masalah apa pun itu, aku selalu merasa berada di posisi yang salah. Entah itu karena memang aku salah atau karena aku merasa layak disalahkan. Meskipun kalau dipikir-pikir, aku enggak punya andil bersalah. Namun, aku selalu menelisik, mencari-cari sampai dalam, dan aku selalu menemukan alasan bahwa aku melakukan kesalahan. Pada akhirnya, aku terbiasa menyalahkan diri sendiri. Dan, taukah kamu, betapa itu rasanya capek?

Aku menyadari perilaku buruk ini bukan tanpa alasan, melainkan sering kali mendapati diri selalu dianggap enggak berguna dan enggak bisa diandalkan karena selalu melakukan kesalahan. Itu hanya cerita lama, tetapi aku enggak mengerti, kenapa sampai saat ini harus melulu menyalahkan diri sendiri? Akan tetapi, dari situ aku banyak belajar dalam menyikapi kesalahan orang lain. Aku lebih memilih memahami orang yang salah karena akan selalu ada pemicunya. Sebab, orang salah pun hak punya kesempatan. Dan, kadang yang membuat orang makin salah, ya, karena dia enggak pernah diberi kesempatan untuk berubah.

Ketika Kamu Selalu Menyalahkan Dirimu Sendiri

menyalahkan diri sendiri
Apakah kamu pernah dan sampai saat ini menyalahkan diri sendiri? Apa pun itu, tenang aja, aku memahaminya. Enggak akan ada asap kalau enggak ada api. Aku adalah orang yang percaya kalau karakter dan sikap seseorang salah satunya ditentukan oleh pengalaman di masa lalu. Begitu pula dengan tindakan atau perbuatan yang terjadi, baik secara sengaja maupun enggak disengaja.

Kalau disandingkan dengan makhluk lain, manusia adalah makhluk paling sempurna karena memiliki akal dan nafsu. Akan tetapi, bukan berarti manusia enggak sama sekali luput dari kesalahan. Manusia bukan tempatnya benar, melainkan manusia adalah makhluk pembelajar dari apa-apa yang terjadi pada dirinya dan orang lain di kehidupan. Termasuk kesalahan itu sendiri. Realitasnya, manusia akan melakukan kesalahan dalam hidupnya

Untukmu yang hari ini melakukan kesalahan. Untukmu yang saat ini masih dihantui kesalahan di masa lalu. Untukmu yang saat ini masih mengalahkan diri sendiri tanpa sebab. Dan, untukmu yang masih aja menuduh diri sendiri sebagai orang bersalah, padahal kamu enggak melakukan kesalahan sama sekali. 

Hidup itu terlalu luas, saking luasnya bukan berarti kamu bebas berekspektasi tentang kehidupan terhadap dirimu sendiri. Hidup itu kenyataan, sebuah realitas yang mesti disesuaikan dengan kemampuan kamu. Dalam setiap tindakan, kamu harus memahami, kadang kala perbuatan yang kita pikir akan bisa diterima, bisa jadi sesuatu yang salah. Enggak apa-apa, kamu manusia, kamu bisa melakukan kesalahan dan dari kesalahan itu kamu dapat pelajaran baru. 

Karena setiap kesalahan yang terjadi adalah sebuah pelajaran baru. Kesalahan yang enggak sia-sia adalah kesalahan yang dipelajari untuk diperbaiki. Kesalahan yang enggak sehat adalah melulu menyalahkan diri sendiri tanpa melakukan evaluasi.

Kurasa, udah saatnya kamu berhenti menyalahkan dirimu melulu. Kamu perlu ambil langkah untuk menyelesaikan kesalahan kamu dan ingat kesalahan itu sebagai pelajaran bukan sebagai ajang menyalahkan diri sendiri. Kalau terus-menerus menyalahkan diri sendiri, artinya kamu telah melakukan kekerasan secara emosional terhadap diri sendiri. Itulah kenapa menyalahkan diri sendiri rasanya selalu sakit.

Ini alasan kenapa kamu selalu menyalahkan diri sendiri. Kadang kita enggak bisa menyadari dan sulit mencari penyebab dari suatu perilaku. Jadi, apa aja alasannya?

Alasan menyalahkan diri sendiri

1. Ekspektasi dan Kemampuan Enggak Seimbang

Bisa jadi kamu adalah orang yang obsesif dan perfeksionis. Misal dalam suatu komunitas, kamu hadir sebagai pengurus sebuah divisi. Lantas, kamu punya keinginan atau ambisi untuk menjadikan kerja sama divisi selalu lancar dan tanpa adanya masalah. Itu baik, tetapi kamu pun harus menyadari bahwa masalah dalam kerja sama itu hal yang biasa.

Alhasil atas dasar keinginan tersebut, kamu sampai melakukan jobdesc yang bukan wewenang kamu. Kamu terlalu dan hanya terfokus pada penanggung jawab lain sampai-sampai kamu lupa tentang dunia nyata, bahkan mengabaikan jobdesc kamu. 

Ketika kamu berekspektasi Segalanya akan berjalan mulus tanpa kendala. Sementara, kemampuan enggak sampai ke sana. Pada akhirnya, kamu akan cenderung menyalahkan diri kamu sendiri. Kalau hal ini enggak segera dikendalikan, khawatir kamu akan stres, depresi, dan suka menangis tiba-tiba.

2. Trauma di Masa Lalu

Peristiwa yang terjadi di masa lalu kerap membawa jejak luka hingga dewasa. Jejaknya berupa selalu menyalahkan diri sendiri. Peristiwa yang akhirnya menjadi trauma tersendiri. Trauma di sini, bisa karena adanya tindakan asusila ataupun perundungan. Kejadian tersebut mau enggak mau bikin kamu tumbuh dengan kurang percaya diri, merasa minder, dan merasa rendah diri. Akibat-akibat itu yang bikin kamu merasa layak untuk disalahkan. Sejatinya, kamu pun berhak memerdekakan perasaan kamu dari apa-apa yang terjadi di masa lalu. 

3. Mengkritik Terlalu Sering

Mengkritik diri sendiri adalah ajang untuk kamu melakukan introspeksi diri. Ini adalah hal baik karena kamu akan selalu menghargai proses dan darinya kamu akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Akan tetapi, kalau hal itu dilakukan secara berlebihan tanpa ada ruang evaluasi, khawatir akan memicu mengalahkan diri sendiri. Artinya kamu perlu mengendalikan pola kritik yang dituju terhadap diri sendiri.

Mengakui Kesalahan tanpa Menyalahkan Diri Sendiri

Mengakui kesalahannya tanpa menyalahkan diri sendiri
Masing-masing orang punya cerita tentang kesalahan. Namanya cerita akan selalu ada penyelesaian dan evaluasi. Pun, setiap orang punya cara sendiri untuk menyelesaikan kesalahan dan mengevaluasi kesalahan. Ini bukan hal yang mudah karena pada tahap ini, kamu harus memvalidasi dan mengakui kesalahan kamu. Butuh jiwa besar dan rasa sakit, tetapi hal ini akan menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang bertanggung jawab.

Satu hal yang harus kamu sadari sadari, kesalahan itu adalah hal biasa. Semua orang melakukannya. Dan, kesalahan ada bagian dari proses kehidupan. Kurasa kehidupan enggak akan berputar tanpa adanya kesalahan. Kamu enggak perlu berkecil hati dan merasa menjadi manusia paling bodoh karena melakukan kesalahan.

Tau enggak, peningkatan value seseorang itu bisa juga diliat dari bagaimana cara dia menyikapi kesalahan. Dan, orang yang mau mengakui kesalahan adalah orang yang punya nilai diri lebih. Terserah, mau diakui dalam hati ataupun dikatakan langsung. Tentunya, pengakuan kesalahan ini harus dibarengi dengan upaya memperbaiki diri dan bertekad untuk enggak melakukan kesalahan yang sama.

Berani meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan. Memang, kadang kita akan mendapatkan sanksi sosial dari kesalahan kita. Entah itu diomongin, entah itu dimarahin, entah itu ada orang lain yang merasa kecewa, entah itu dijauhi. Aku tau ini rasanya enggak enak, tetapi life must go on, people come and go. Orang lain boleh menjauhi, tetapi diri kamu jangan. 

Saat kamu melakukan kesalahan, sebisa mungkin sadari dan segera langsung bertindak. Jadikan kesalahan sebagai langkah awal mempelajari pelajaran hidup yang baru. Jangan jadikan kesalahan sebagai langkah awal menyakiti diri sendiri. Jangan jadikan kesalahan sebagai pintu gerbang untuk mendatangkan gangguan mental.

Aku selalu amaze dengan orang-orang yang berani mengakui kesalahan dan mau belajar dari kesalahan. Ketimbang orang-orang membicarakan kesalahan orang lain dengan niat menjatuhkan. 


Referensi: 

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/intimacy-path-toward-spirituality/202212/the-courage-acknowledge-our-mistakes-without-self

https://www.alodokter.com/alasan-di-balik-sering-menyalahkan-diri-sendiri-dan-cara-mengatasinya

https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/selalu-menyalahkan-diri-sendiri-apakah-tanda-gangguan-mental

https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/menyalahkan-diri-sendiri/
Next Post Previous Post
11 Comments
  • Rahman Kamal
    Rahman Kamal 14 Februari 2024 pukul 16.10

    Pernah dapat sebuah pertanyaan menarik tentang ekspektasi.

    "Jikalau, harus memilih, akankah lebih memilih menjaga ekspektasi atau menurunkan ekspektasi?"

    Saya menjawabnya begini,

    Saya akan menjaga ekspektasi, namun, dalam jalannya, akan ada ekspektasi lain yang menjadi tangga untuk ekspektasi besar itu.

    • sudut pandang vina
      sudut pandang vina 14 Februari 2024 pukul 19.34

      Ekspektasi itu miliknya manusia dan setiap orang punya cara sendiri untuk menjaga ekspektasinya. Tapi, satu hal yang pasti, ketika ekspektasi enggak dikelola dengan baik tanpa kita memahami risiko dan konsekuensinya, harusnya kita udah siap dengan ujung dari ekspektasi itu.

  • Reza Liswara
    Reza Liswara 18 Februari 2024 pukul 16.46

    Trauma masa lalu sih yang jadi masalah utama untuk sebagian orang karena jadi bikin orang itu berhati-hati banget untuk melakukan hal yang sama.

  • Wakhid Syamsudin
    Wakhid Syamsudin 19 Februari 2024 pukul 09.57

    Kesalahan itu manusiawi, menyadarinya dan menjadikannya pembelajaran adalah sebuah anugerah tersendiri. Tak perlu sampai terlalu menyalahkan diri sendiri juga menurutku sih

  • Yonal Regen
    Yonal Regen 19 Februari 2024 pukul 18.24

    Kadang kalau lagi kurang terkontrol, tidak hanya menyalahkan diri sendiri, bahkan suka menyalahkan orang lain juga.. duh, dasar si Aku.
    Harus segera diperbaiki ya persepsinya. Terima kasih kak Vin untuk tulisannya. So Insightfull

  • Han
    Han 19 Februari 2024 pukul 19.20

    Kesalahan itu pastiii sih dan jadi fitrahnya manusia, jadi siapapun berhak untuk jadi lebih baik. Harus optimis dan ngga sibuk menyalahkan diri sendiri, fightiiing!

  • Heni Hikmayani Fauzia
    Heni Hikmayani Fauzia 20 Februari 2024 pukul 20.58

    Orang kita penyakitnya suka gak enakan. Jadi kalau ada apa-apa ya udah ini salah saya gak apa-apa. Ternyata penyebabnya banyak yaa sifat ini tuh. Semoga bisa dihilangkan sifat ini atau setidaknya dikurangi

  • Ide Bisnis MQ
    Ide Bisnis MQ 21 Februari 2024 pukul 10.38

    Terlalu (sering) menyalahkan diri sendiri jadinya bikin nggak pede juga lho. Ujung-ujungnya minder. Menurutku ini kayak overthinking dengan kesalahan. Mikirnya kejauhan.
    Padahal banyak salahartinya banyak belajar, turunkan ekspektasi dan lakukan yang terbaik. Salah dimata orang belum tentu (benar-benar) salah. Kadang ada yang ingin menjatuhkan saja sih.

  • Dyah Kusuma
    Dyah Kusuma 21 Februari 2024 pukul 11.17

    Setiap orang pernah melakukan kesalahan pun diri sendiri, tetapi mengakui kesalahan bukan berarti menyalahkan diri sendiri karena itu bagian dari proses belajar dan bertumbuh
    Jika seseorang tidak pernah mangakui kesalahan maka tidak ada proses belajar di sana dan tidak ada perbaikan

  • siti nurhayati
    siti nurhayati 21 Februari 2024 pukul 23.37

    Kalau aku bukan menyalahkan sih tapi lebih ke sadar sama kemampuan diri sendiri. Kadang pengen juga kayak org orang yg bisa sangat aktif memaksimalkan hari harinya tp spertinya prioritas serta kesibukan org berbeda beda ya kan..

  • Asih Mufisya
    Asih Mufisya 22 Februari 2024 pukul 00.19

    Menyalahkan diri sendiri, pernah banget dan memang nggak bikin nyaman. Padahal setiap orang punya cara sendiri untuk menyelesaikannya dan kemudian melakukan evaluasi diri.

Add Comment
comment url