2022: Menjadi Pembelajar

Menjadi Pembelajar
an amazing art by itscloudyxco

APA TAHUN UDAH BERGANTI? Hm, menurutmu bagaimana? Masing-masing kita pasti punya makna sendiri tentang pergantian tahun yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap orang karena euforianya yang seru. Seru enggak sih? Menurutku enggak seru kalau enggak ada yang ngajak bakar-bakar, haha.

Kalau menurutku pribadi, enggak ada yang berganti dan enggak ada yang berubah. Pergantian tahun sama seperti pergantian bulan, kemudian minggu berganti, dan sama pula seperti hari yang berganti.

Hanya waktu yang berganti, sisanya sama. Sama-sama tetap berjuang untuk bahagia, entah untuk bahagiain diri sendiri atau orang lain, haha. Alasan kita bahagia enggak sama, artinya cara kita untuk meraih kebahagiaan pun enggak sama. Aku punya caraku, kamu pun begitu, ‘kan?

Omong-omong soal bahagia, hei, kamu, berapa persentase kebahagiaanmu di 2022? Berapa pun persentasenya, aku minta kamu untuk selalu bersyukur, ya? Tahu enggak, kalau dengan bersyukur aja itu suatu bentuk kebahagiaan kita!

Tapi, serius deh. Dulu, sebelum 2022 aku sering berpikir betapa sulitnya mengejar kebahagiaan, lebih sulit dari mengejar kamuuu. Namun, 2022 berhasil memukul kepalaku untuk berpikir lebih dalam dan ternyata aku menemukan sesuatu!

Sesuatu itu adalah pembelajaran. Yup. Selama bertahan sebagai pejuang kebahagiaan, 2022 memberikan aku musuh dari bahagia yang itu bikin aku belajar.

2022: Belajar

Setelah kupikir-pikir, ternyata hidup itu tentang belajar. Padahal, dulu aku adalah orang yang malas dan enggak suka belajar, haha. Namun, saat ini, aku benar-benar jadi pembelajar. Belajar tentang diri, tentang kehidupan, tentang perkembangan diri. Aku berasa jadi anak yang rajin belajar di sekolah karena hampir tiap waktu belajar melulu soalnya banyak musuh bahagia yang datang menyerang.

Apakah musuh dari bahagia itu datang sendiri? Enggak semua. Beberapa datang dengan garisan takdir, sisanya karena diri sendiri, haha. Ya, bagaimana, ya? Ternyata 2022 ini aku jadi cewek yang sok iye, wkwk. Enggak apa-apa deh, justru dari situ aku jadi banyak belajar.

Namun, aku menikmati duka-duka dan kepatahan yang aku rasain di 2022. Memang enggak enak sih, ya, memang apa yang enak dari rasa patah hati? Wkwk. Tapi, kalau dinikmatin dan dijalani, percaya deh, hidup akan jadi lebih mudah untuk dilalui.

Tapi, tetap aja, ada satu duka yang sampai saat ini lebih kepikiran pada kok bisa, ya, papi pergi secepat itu? Padahal beliau ini cukup fight untuk melawan penyakitnya. Huft. Berjalan ke surga bersama mami, ya, pi! Luv.

2022: Mengulang dan Menemukan Harta Karun

Pembelajaran Hidup
art vector by pch.vector

2022 ini semacam mengulang apa yang pernah terjadi di tahun sebelumnya, tetapi harus kuakui bahwa 2022 menjadi versi terbaik dari apa yang udah pernah kulakukan. Aku harus bilang kalau 2022 menjadi waktu paling tepat untuk kembali mengulang sesuatu dan menjadikan sesuatu itu lebih baik lagi.

Pertama, aku mengulang mengikuti komunitas kepenulisan lagi setelah setahun lebih enggak berkutat dengan wadah menulis dan enggak mengembangkan potensi menulis. Padahal, ya, kalau boleh pede dikit, aku tuh berbakat kok, tetapi memang ya, enggak ada motivasi pada waktu itu haha.

2022 mempertemukanku dengan komunitas menulis yang ajib banget! Pokoknya, aku beruntung banget bisa jadi one of member ODOP. Banyak orang hebat yang bisa diambil ilmunya, hihi. Jadi, mohon maaf, Kakak-Kakak kalau daku banyak nanya kayak burung beo. Selain pengin tahu, aku juga cukup lemot, haha.

Nah, bisa dibilang dengan mengikuti komunitas ODOP, hidupku jadi jauh lebih berkualitas dan punya nilai dibandingkan sebelumnya. Dari sini aku bertemu banyak orang, meski online, tapi aku senang banget ketemu orang-orang baik dan se-care itu. Dengan hal ini, aku juga belajar Bersosialisasi supaya bisa tetap menjaga hakikat diri sebagai manusia wkwk.

Kemudian aku juga mengulang hal yang sama di masa lalu, yaitu nge-Blog. Hm, ternyata sesuatu yang awalnya dibikin karena suatu syarat bisa jadi penting di masa depan. Nge-Blog ini contohnya. Pertama bikin blog itu karena ikutan kelas KMC—ini kelas yang super keren juga waktu itu, aku beruntung pernah be part of KMC—dan vakum karena memang enggak ada niatan buat nge-Blog. 

Ternyata ODOP ini basisnya blog, ya, akhirnya kembali belajar blog lebih jauh. INI SERU BANGET! Meskipun udah pernah nge-Blog, tetap berasa ketemu hal baru! ODOP dan Blog udah seperti harta karun di tahun 2022.

Sempet belajar artikel di KMC, tetapi baru soal KW, metadesk, dan judul. Jadi udah punya sedikit bekal ketika belajar di ODOP Blogger Squad tentang artikel. Bahwa artikel itu juga ada SEO dan riset KW. Dahlah, Vin, lo keren banget emang bisa nemuin harta karun ini.

Di ODOP juga aku kembali menguji konsistensi menulis diri. Dulu sering banget ikutan writing marathon dan berhasil, tetapi sayangnya enggak dilanjut. Nah, di sini aku kembali belajar konsistensi, berhasil, dan alhamdulilah masih konsis sampai sekarang, heuheu, keren amat si, Vin, ew. Semoga konsistensi ini tetap terjaga, ya!

Terus ada hal yang kuulangi di tahun ini, hehe. Misi daku mau mode kalem dulu, ya. Ini berurusan dengan hati soalnya! HAHA. Astaghfirullah, kalau dipikir-pikir pengin getok kepala sendiri kalau diingat-ingat momen ini. Kayak, DUH LO NGAPAIN NJIRRRRR. Tapi, urusan hati kali ini cukup seru dan well, ada persamaan dengan yang dulu, tetapi ada juga perbedaannya.

Setelah lima tahun memulihkan hati dari patah hati karena mantan kamfret, tapi dia baik kokk, maap. Sekarang justru malah udah kayak, IH KOK GUE BISA YA SUKA SAMA DIA? Mana bucin banget. Duh, Vin, masa lalu kamu emang bikin pengin gumoh.

Akhirnya, aku kembali memutuskan untuk jatuh cinta. Ya, memutuskan ya, artinya aku memutuskan secara kesadaran penuh, anti bucin-bucin club! Dalam keputusan tersebut, aku mempersiapkan mental dan hati untuk ke depannya.

Belajar dari masa lalu, aku jatuh cinta tanpa keputusanku sendiri dan aku enggak mempersiapkan kalau-kalau patah hati dan ketika patah hati? PLIS GUE NANGIS KEK BOCIL KEHILANGAN PERMEN KAKI. Serius, ini mau gumoh lagi kalau inget zaman itu.

Patah hati saat itu benar-benar enggak enak banget, serius. Makan enggak nafsu, bumi seolah enggak berputar padahal yang diliat itu globe—xixi, garing. Ya udahlah, namanya masih belasan tahun, aku maklumi dan maafkan dirimu yang dulu, Vin!

Kalau jatuh cinta tahun ini bagaimana? Mari kita ucapkan hamdalah lebih dulu untuk mengucap syukur kepada Allah تَعَالَى. Alhamdulillah, gagal, tapi enggak total kok! Intinya 2022 aku lebih dewasa dan bijak dalam menyikapi patah hati. Bentar, aku punya kata bijak.

Patah hati paling menyenangkan adalah ketika kita menerima, menikmati, dan menertawakannya.

Emang iya ya, orang kalo masalah hidupnya berat langsung jadi Mario Bros. Teguh. Itu.

Ya, bisa dibilang kamu adalah salah satu harta karun yang pernah kutemukan. Ew. Terus sekarang gimana? Masih patah hati? Enggak tau sih, aku lebih masih susah untuk melawan overthinking dan asumsi di kepala yang justru bikin patah hati sendiri. Nah, semoga 2023 bisa diminimalisir.

Kalau masalah keluarga mah udah pasti bakal terulang dan diperbaharui tiap tahunnya, ygy, wkwkwk. Apa pun itu semoga keluargaku selalu dalam kebaikan dan sehat-sehat semuaaa yaa!

Seru, ya, tahun ini? Banyak cerita, xixi.

2022: Pelajaran Hidup yang Mahal

Hidup Mahal
art vector by pch.vector

Hei, kamu, tau enggak kenapa pelajaran hidup itu mahal? Sebab, pelajaran itu enggak cukup dibayar pakai uang, tetapi pakai waktu dan tenaga baik fisik maupun batin. Pelajaran hidup itu akan terjadi kalau kita mau mengambil pelajaran dari apa-apa yang terjadi di hidup kita. Sebab, enggak semua orang sadar bahwa sesuatu yang terjadi di hidupnya itu untuk dipelajari.

Memangnya dipelajari untuk apa? Untuk meminimalisir rasa patah, untuk mengantisipasi diri akan masalah yang mungkin akan datang, untuk mempersiapkan diri terhadap rasa patah kalau-kalau datang lagi. Kita enggak pernah tahu, ‘kan, bagaimanaa hidup akan terjadi? Hidup itu misterius.

O, iya, soal patah hati di sini universal, ya. Enggak melulu soal cinta, tetapi semua bentuk masalah itu akan selalu mematahkan hati kita. Betul?

Aku pribadi memahami betul betapa pentingnya belajar dari masalah dan kesalahan yang pernah ada. Buktinya? Sebelumnya udah kuceritakan cerita lama yang terulang bahwa aku bisa menghadapinya, kali ini aku lebih siap, sehingga aku enggak patah hati terlalu dalam. Namun, patah hati tetaplah patah hati, rasanya juga tetap sama seperti yang dulu. Aku juga manusia yang bisa merasakan semauanya. Dan aku harus jujur dengan perasaanku. Seenggaknya, aku sudah jauh lebih siap aja.

Lantas, hal apa aja yang kupelajari di 2022? Banyak, tetapi semua itu terangkum dalam beberapa pelajaran penting.

Belajar Memutuskan

Dulu, aku bukan orang yang sadar akna sebuah keputusan. Hasilnya, yang diambil secara gamblang tanpa pikir panjang, buyar, sedih sendiri. Saat ini aku menyadari bahwa keputusan itu penting, tepatnya sadar akan sebuah keputusan. Mengapa?

Sebab, ketika kita sadar telah memutuskan sesuatu hal, kita sadar bahwa kita sudah memutuskan sesuatu tersebut. Dengan membuat keputusan, aku enggak lupa untuk memikirkan skenario terbaik dan terburuk. Sebagai antisipasi, kalau sesuai ekspektasi alhamdulilah dan bertahan, kalau enggak sesuaai ekspektasi artinya aku harus siap untuk itu.

Tapi, hal itu jangan dijadikan ketakutan untuk mengambil keputusan, ya! Poinnya di sini adalah kita harus sadar ketika kita membuat keputusan dan jangan lupa untuk memikirkan dan mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Sebab, kalau enggak dipikirkan dan dipersiapkan, patah hatinya akan berkali-kali lipat!

Jadi, keputusan apa yang sudah kamu di 2022?

Belajar Menanggung Risiko

Dalam tiap pilihan atau keputusan pasti ada risiko. Enggak ada yang perlu ditakutkan juga dengan risiko. Kalau risikonya baik, maka bersyukurlah, kalau tidak, tetap bersyukur dan ambil pelajarannya.

Apa-apa yang kuputuskan dan kupilih enggak lepas dari risiko. Banyak juga risiko enggak enak yang harus kutanggung. Ya, kali ini aku menanggungnya dengan baik dan aku bisa mengambil pelajaran.

See? Pelajaran hidup itu bisa dianbil di saat-saat masalah datang, haha.

Belajar Percaya Diri

Bisa dibilang 2022 aku punya kepercayaan diri yang tepat. Enggak berlebihan dan enggak kurang. Meskipun masih ada sedikit rasa minder, tetapi aku udah bisa mengontrol untuk enggak merendahkan diri apalagi membandingkan diri dengan orang lain.

Aku benar-benar mengenali diriku sendiri di 2022. Tentang kelemahan dan kelebihanku. Aku tahu apa yang kumau, meskipun memang harus minta saran sama orang lain untukku menimbang-nimbang, haha.

Aku juga makin yakin sama potensi yang kumiliki. Terutama menulis. Menulis merupakan salah satu hal istimewa yang aku amat sangat bersyukur karena punya minat dan bakat menulis. Serius. Aku tanpa menulis adalah aku yang terkikis.

Lucunya, 2022 aku belajar untuk memuji diri ini cantik kok, enggak bsgitu buruk. Meskipun masih kurang pede sama badan yang masih gemuk, haha. Apalagi kalau udah ada orang yang bilang gendutan dll. Di situ kuhanya bisa tersenyum. Mau diet susah banget, euy, haha.

Gapapa kamu tetep cantik kok, Vin!

Nah, dampaknya dari rasa percaya diri ini aku jadi yakin sama potensi menulis. Berani mengadu potensi menulis dan akhirnya untuk pertama kalinya menang lomba menulis cerpen!

Belajar Berdamai dengan Patah Hati

Nah, ini dia one of special moment in my life! Patah hati. Patah hati datang dari segala penjuru. Soal cinta. Soal keluarga. Soal diri. Soal orang lain. Apa pun itu, persoalan hidup memang enggak jauh-jauh dari patah hati. Namun, kali ini aku belajar berdamai.

Jadi, kalau patah hati, ya, dirasakan saja. Kalau harus nangis, ya, nangis aja. Kalau mau diceritakan, ya, ceritakan saja. Biaran semua perasaan itu keluar, jangan ditahan, jangan ditolak, jangan dimusuhi.

Dulu aku selalu membenci dengan apa-apa yang mematahkan, tetapi tetap saja patah hati itu selalu datang dan datang. Sejatinya, dengan berdamai, seenggaknya lebih baik daripada memusuhi.

Belajar Menerima

Ya. Dari pelajaran pertama sampai pelajaran keempat, semua itu bersatu dalam satu pelajaran inti, menerima. Ya, menerima hasil keputusan, menerima patah hati, dan menerima risiko yang didapat.

Tahu enggak? Ternyata dengan menerima semua hal yang sudah telanjur kita alami itu terasa lebih baik. Kita jadi mudah untuk pulih.

Dulu, misalnya, kalau ada sesuatu yang enggak sesuai pasti langsung misuh-misuh dan enggak menerima. Alhasil, hidup jadi berantakan dan diri enggak terkendali. Kali ini, ketika aku lebih menerima, ketika aku membiarkan diri merasakan patah hati, itu terasa amat baik.

Contohnya, adalah ketika aku mengambil keputusan untuk enggak melakukan suatu kerjasama yang sempat bikin aku bahagia. Pada keputusan itu aku memutuskan untuk enggak melanjutkan. Namun, apa yang terjadi?

Hal yang kutunggu-tunggu, hasil dari karya pertama yang menang harus lenyap. Ya, dua bulan penantian kemudian lenyap, apa enaknya? Jujue, aku kaget dan bener-bener bikin nangis. Tapi, aku mencoba menerima dan ikhlas. Enggak apa-apa, mungkin belum rezeki aku.

Contoh nyata lain, ketika lagi-lagi berurusan dengan cinta dan lagi-lagi enggak sesuai ekspektasi. Awalnya aku berpikir, why always me? Kenapa harus kembali di nasib yang sama? Kemudian jadi takut untuk jatuh cinta lagi.

Akan tetapi, aku mesti menerima karena bagaimanapun aku enggak bisa memaksa. Yang terpenting adalah aku udah jujur soal perasaanku. Dan itu lebih baik daripada harus memendam sendiri dan jadi sia-sia.

2022: Changed My Life

Selamat datang
art vector by pch.vector

2022 itu tentang belajar. Aku enggak berhenti belajar karena masalah hidup enggak berhenti datang. Namun, aku selalu siap menerima kedatangannya untuk dipelajari.

Selain dipelajari, salah satu tugasku adalah menerapkan pelajaran rersebut. Jujur, 2022 memang tahunnya aku belajar, bahkan belajar juga dari masa lalu. Namun masih sedikit yang kuterapkan. Belajar memang sulit, tetapi menerapkannya juga enggak mudah.

Jadi, 2023 maukah jadi tahun penerapan atas pembelajaran yang sudah kupelajari?

Makna Gambar

Sebagai seorang perempuan yang belajar dan tumbuh dewasa. Aku merepresentasikan diriku seperti orang yang baru menetas dan kemudian mencintai, tetapi kemudian patah hati dan menginjak puing-puing patah hati.

Warna biru langit bahwa aku punya mimpi setinggi langit. Warna pink identik dengan cinta karena aku kembali jatuh cinta. Warna abu-abu pada baju seorang perempuan adalah duka-duka terjadi.

Thank you, Fitri, karena udah memahami apa yang gue mau.

Hei, kamu, bagaimana 2022-mu?


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url